Tuesday, January 6, 2015

Laporan Praktikum morfologi dan taksonomi tumbuhan



LAPORAN PRAKTIKUM


MORFOLOGI DAN TAKSONOMI TUMBUHAN



TUJUAN

1.    Menjelaskan morfologi dan taksonomi dari tumbuhan

2.    Membandingkan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil


LANDASAN TEORI

Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh dari tumbuhan dan menentukan fungsi masing-masing bagian dalam kehidupan tumbuhan. Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Daun bioasanya tipis melebar, kaya akan senyawa zat hijau yang dinamakan klorofil. Alat ini hanya terdapat pada batang tempat duduknya atau melekatnya daun, dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Akar merupakan bagian tumbuhan yang arah tumbuhnya ke dalam tanah. Bentuk akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Batang merupakan bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat berdirinya tumbuhan agar kokoh dan dapat berdiri tegak (Aryulina, 2007).

Carolus Linnaeus adalah seorang ilmuwan Swedia yang meletakkan dasar tata nama biologi. Ia dikenal sebagai “bapak taksonomi”. Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup. Klasifikasi adalah pengelompokkan aneka jenis tumbuhan ke dalam kelompok tertentu, pengelompokkan disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (Latifah, 2004).

Tumbuhan terbagi menjadi dua, yaitu tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae) yang merupakan tumbuhan biji yang bijinya tidak terdapat dalam buah, tapi bijinya terletak di daun buah sehingga tamppak dari luar. Dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) merupakan tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah, angiospermae juga merupakan tumbuhan berbunga sejati. Berdasarkan mcam tumbuhan tersebut, terdapat perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil, dimana monokotil memiliki akar serabut, satu kotiledon, daun sejajar, organ bunga berkelipatan 3, memiliki satu bukaan pada serbuk sari. Sedangkan dikotil memiliki akar tunggang, 2 kotiledon, daun menjari atau menyirip, organ bunga berkelipatan 4 atau 5, memiliki 2 bukaan pada serbuk sari, berkambium pada batangnya (Sudarnadi, 1996).



ALAT DAN BAHAN

1.    Lumut

2.    Paku-pakuan

3.    Kembang sepatu

4.    Rumput

5.    Mikroskop binokuler


CARA KERJA

1.    Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2.    Mengamati bentuk luar tumbuhan.

3.    Menidentifikasi bagian-bagian tumbuhan dari segi morfologinya.

4.    Membandingkan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil.


HASIL PENGAMATAN

1.    Lumut

Klasifikasi :

Kingdom      = Plantae

Divisi           = Bryophyta

Kelas           = Sphagnopsida

Ordo           = Sphagnales

Famili           = Sphagnaceae

Genus          =Sphagnum

Spesies         = Sphagnum affine

IMG-20150106-01904.jpg



2.    Paku-pakuan

Klasifikasi :

Kingdom      = Plantae

Divisi           =Pteridophyta

Kelas           = Filicopsida

Ordo           = Polypodiales

Famili           =Pteridaceae

Genus          = Adiantum

Spesies         = Adiantum cuneatum

IMG-20150106-01905.jpg



3.    Kembang sepatu

Klasifikasi :

Kingdom      = Plantae

Divisi           = Magnoliophyta

Kelas           = Magnoliopsida

Ordo           = Marvales

Famili           = Marvaceae

Genus          = Hibiscus

Spesies         = Hibiscus rosa-sinensis

IMG-20150106-01906.jpg



4.    Rumput

Klasifikasi :

Kingdom      = Plantae

Divisi           = Magnoliphyta

Kelas           = Liliopsida

Ordo           = Cyperales

Famili           = Cyperaceae

Genus          = Cyperus

Spesies         = Cyperus rotundus

IMG-20150106-01907.jpg



Tabel perbandingan Morfologi tumbuhan Monokotil dan Dikotil

Organ
Ciri morfologi
Monokotil
Dikotil
Cyperus rotundus
Hibiscus rosa-sinensis
Akar
Bentuk akar
Serabut
Tunggang
Batang
Cabang
-
Bercabang
Ruas
-
Beruas
Getah
-
Bergetah
Duri
-
-
Bentuk
Segitiga (triangularis)
Bulat
Daun
Panjang daun
29 cm
11,5 cm
Bentuk helaian
Bangun garis (linearis)
Bergerigi ganda
Panjang helaian
16 cm
7,5 cm
Lebar helaian
0,2 cm
7 cm
Pangkal
Rata (truncatus)
Bangun bulat telur
Ujung
Runcing (acutus)
Meruncing (acuminatus)
Tepi
Rata (integer)
Bergerigi (serratus)
Pertulangan
Sejajar (rectinervis)
Menjari (palminervis)
Bunga
Panjang bunga
-
14,5 cm
Warna kelopak
-
Hijau
Jumlah kelopak
-
5 buah
Warna mahkota
-
Merah
Jumlah mahkota
-
5 buah
Jumlah benang sari
-
91 buah
Jumlah putik
-
5 buah
Buah
Bentuk buah
-
-
Biji
Keping biji
1
2




PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, tumbuhan yang digunakan ada 4 jenis yaitu Sphagnum affine, Adiantum cuneatum, Hibiscus rosa-sinensis, dan Cyperus rotundus. Dari keempat tumbuhan tersebut diamati morfologinya dan ditentukan klasifikasi dari masing-masing tumbuhan.

Percobaan pertama mengamati tumbuhan lumut (Sphagnum affine) karena bentuknya yang sangat kecil dan tidak terlihat jelas bagian-bagiannya, maka dapat mengamati dengan menggunakan mikroskop binokuler, dengan perbesaran 10x10/0,25 dapat terlihat bentuk yang lebih jelas dari tumbuhan lumut tersebut. Terlihat bagian bentuk daun yang kecil-kecil dengan batang dan akar yang tidak sejati. Maksudnya tidak sejati adalah karena lumut termasuk ke dalam golongan tumbuhan yang tidak berpembuluh karena berkembang biak menghasilkan spora, tubuhnya bersel banyak dan habitat lumut di daerah-daerah yang basah atau lembab. Dikarenakan lumut yang didapatkan ini tumbuhnya di tanah maka sedikit sulit untuk mengamati bagian-bagian morfologinya karena tanah yang menempel pada lumut.

Percobaan kedua mengamati tumbuhan paku-pakuan (Adiantum cuneatum). Tumbuhan paku-pakuam merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam tumbuhan berpembuluh karena pada tumbuhan ini memiliki akar, batang, dan daun sejati serta memiliki jaringan pengangkut xylem dan floem. Pada daun memiliki satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan dari tangkai daun, dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang sehingga susunannya seperti siri-sirip ikan. Maka dapat dikatakan tumbuhan ini memiliki bentuk pertulangan daunnya menyirip.

Percobaan ketiga mengamati tumbuhan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis). Dapat diketuahui tumbuhan ini termasuk ke dalam kategori tumbuhan dikotil, karena terlihat pada akarnya yang tunggang. Kembang sepatu bisa dikatakan tumbuhan hermafrodit karena memiliki dua kelamin yaitu jantan (benang sari) dan betina (putik). Dan kembang sepatu ini merupakan tumbuhan yang lengkap, karena memiliki akar, batang, dan daun yang sejati, serta ada organ tambahan seperti bunga. Dan bunga nya pun sudah lengkap, karena memiliki tangkai bunga, kelopak, mahkota, organ kelamin, dan ovarium.

Percobaan keempat mengamati tumbuhan rumput (Cyperus rotundus). Rumput termasuk kedalam kategori tumbuhan monokotil, sudah terlihat jelas pada bentuk luarnya saja rumput tidak memiliki cambium pada batang, biasanya tumbuhan monokotil tidak bertahan selama bertahun-tahun. Dan tumbuhan rumput ini termasuk ke dalam tumbuhan biji tertutup (Angiospermae).


KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum, dapat ditarik kesimpulan :

1.    Dengan 4 bahan yang di praktikumkan, semua tumbuhan dilihat morfologinya mulai dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Namun di tabel perbandingan, hanya diambil contoh 2 sampel saja yaitu pada tumbuhan rumput (Cyperus rotundus) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) .

2.    Disetiap bahan pun terdapat klasifikasi-klasifikasinya. Yang memiliki kingdom sama yaitu plantae, dan divisi kelas ordo family genus serta spesiesnya berbeda dari tiap tumbuhan.

3.    Dari tumbuhan monokotil dan dikotil memiliki pebandingan yang sangat jelas pada hasil pengamatan.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah. Biologi. Jakarta : Esis. 2007.

Latifah, Eva. Biologi 2. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2004.

Sutarmi. Botanu Umum II. Jakarta : Gramedia. 1993.

Tjitrosoepomo, G. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. 1996


diakses pada tanggal 06 November 2013

Rizma. Taksonomi Tumbuhan. http://2012/03/27/taksonomi-sistematika-tumbuhan/. 2012.

diakses pada tanggal 04 November 2013